Pages - Menu

Pages - Menu

Jumat, 14 Juli 2023

*SURAT TERBUKA UNTUK SAUDARA PJ GUBERNUR PP NICOLAUS KONDOMO*


Shalom Pak Kondomo, kenalkan saya Benyamin Lagowan putra sulung Alm. Kolo Lagowan dari aliansi Lago-Matuan, satu dari 8 klen Wita-Waya (8 Suku Besar) Wio di Wouma yang menolak penempatan kantor Gub dll. Siapa Kolo Lagowan?  Silahkan tanya Wasuok Siep, Wempi Wetipo, Ismail Asso, Ismail Wetapo dan Paulus Matuan. Biar mereka cerita sebenarnya, dan anda tahu sejarah kelam kami di Wouma. 

Saya sangat menyayangkan pernyataan saudara dan mengutuk pernyataan tak bijaksana dan tak elegan sebagai pemimpin/ kepala Daerah Provinsi Papua Pegunungan.

Saudara Kondomo, pada media nokenwene.com tanggal 13 Juli 2023 malam anda mengatakan kami yang demo menolak penempatan kantor Gubernur di Wouma, bukan orang Wouma. 

Saya menyayangkan dan mempertanyakan apa dasar dari pernyataan saudara itu?  Kami minta agar anda segera klarifikasi dan minta maaf kepada masyarakat Wouma 3x24 jam sebelum kami marah dan bertindak. Dan bila tidak diindahkan, kami minta anda sebagai PJ Gubernur PP segera mengundurkan diri dari posisi PJ Gubernur PP. 

Sebagai seorang kepala daerah anda telah gagal menjadi bapak dari semua kalangan masyarakat Wamena dan Lapago. Anda tidak bijak, anda tidak adil, anda tidak memiliki sikap sebagai pemimpin yang bijaksana dan terbuka pada semua kelompok. Pernyataan anda telah sangat melukai hati masyarakat pemilik hak ulayat yang menolak pengalihfungsian lahan perkebunan mereka. Anda tidak pernah berupaya memfasilitasi pertemuan dengan kelompok kontra. Selama ini anda selalu di luar kota Wamena. Sehingga tidak mengerti dan memahami akar masalah sosioantropologis sengketa lahan dgn baik. Anda gagal. Anda salah dan keliru. Anda sudah lalai. 

Kami minta anda segera minta maaf kepada publik khususnya masyarakat adat Wouma. Jika tidak, sebaiknya segera mundur. Karena anda tidak layak menjadi pemimpin di organisasi sipil-eksekutif.

*Benyamin  Lagowan*
_Ahli Waris dan Pemilik Tanah Adat Wouma_
(No Hp 081254655591)

Kamis, 13 Juli 2023

Solidaritas Tanpa Batas Papua (STBP), Bersama Mahasiswa Papua. Melakukan aksi galang dana untuk pengungsi di Nduga, Intan Jaya, Yahukimo, Pengunungan Bintang, Timika, Kepulauan Yapen, Serui, Maybrad, dan Puncak Jaya.

Solidaritas Tanpa Batas Papua (STBP), Bersama Mahasiswa Papua. Melakukan aksi galang dana untuk pengungsi di Nduga, Intan Jaya, Yahukimo, Pengunungan Bintang, Timika, Kepulauan Yapen, Serui, Maybrad, dan Puncak Jaya. Aksi galang dana sekaligus membagikan selebaran berisi tentang kondisi pengungsi dari sejak 2018 sampai sekarang 2023. 
Aksi galang dana dilakukan oleh Solidaritas Tanpa Batas Papua (STBP) Bersama Mahasiswa Papua, pada tanggal 13 Juli 2023 di  lampu merah Waena kota Jayapura Papua. 
Kalau kembali melihat mengapa sampai Jumlah pengungsi 43.882, itu di sebabkan oleh perang antara TNI/POLRI vs TPNPB/OPM, akhirnya Aksi peduli pengalangan dana di adakan dengan maksud untuk membantu korban Pelanggaran (HAM). 
Kordinator Sekretaris Elsa Pekey mengatakan bahwa Aksi galang dana STBP, bersama Mahasiswa Papua ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap nilai kemanusiaan, terutama mereka yang sedang mengalami pengungsi di Nduga, Intan Jaya, Maybrad, Pengunungan Bintang, Timika, Yahukimo Suru Suru, Kepulauan Yapen, serui, dan Puncak Jaya. 
Kata Pekey sekretaris Posko, kami STBP bersama, Mahasiswa Papua juga sudah buka Posko Peduli Pengungsi di kabesma Uncen untuk meminta sumbangan berupa dana, Pakaian layak di pake, buku tulis, buku bacaan, bolpen, dan Obat-obatan. 
Ujar pekey bahwa kondisi pengungsi dari tahun 2018 sampai sekarang tahun 2023 bulan juli, sangat membutuhkan bantuan berupa moril maupun materil dikarenakan mereka masih hidup di pos - pos pengungsian. 

Kata Sekretaris kordinator posko Peduli Pengungsi, kami akan buka posko  donasi 1 Kali 24 jam sampai waktu yang di tentukan karena sumbangan yang di berikan dari bulan juni sampai sekarang bulan Juli 2023 belum mencukupi untuk kebutuhan keluarga kita di 7 wilayah konflik akibat perang TNI/POLRI vs TPNPB_OPM. 

Harapan Sekretaris Posko Elsa Pekey  bahwa Seluruh warga yang berada di kota Jayapura untuk dapat membantu kami berupa Dana, Bama, dan pakaian yang layak di pakai buat sanak saudara yang berada di pos pengungsian.

SELAMATKAN PENGUNGSI !!
PAPUA BUKAN TANAH KOSONG !!
TANAH AIR MILIK KITA !!
TUTUP MATA LAWAN BALIK !!

Rabu, 05 Juli 2023

Aksi Unjuk Rasa oleh Masyarakat Hubula terkait dengan penyakit Sosial yang ada di kota Wamena.

Aksi Unjuk Rasa oleh Masyarakat Hubula terkait dengan penyakit Sosial yang ada di kota Wamena.
Aksi dilakukan Oleh Forum Peduli Generasi Papua untuk mengatasi semua penyakit sosial, dan juga aksi protes dilakukan sebagai bentuk kritik keras terhadap pemerintah yang selama ini butah melihat kondisi sosial.

Aksi dilakukan pada hari rabu tangal 5 juli 2023 di kabupaten jayawijaya kota wamena provinsi Papua pegunungan.

Tuntutan Masyarakat kepada Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan maupun kabupaten Jayawijaya agar segera memberantas Narkoba, Miras, Togel, Permainan Dadu, Rolex, dan Judi Joker. Forum Peduli Generasi Papua memprotes dengan tersedianya Investasi pasar Game yang menghancurkan eksistensi kehidupan Orang Papua secara tersistematis. 
Dan tuntutan terakhir kepada Pemerintah provinsi Papua Pegunungan & kabupaten Jayawijaya Kota Wamena agar pemerintah membuka lapangan pekerjaan bagi anak pribumi yang telah selesai dari jenjang akademik perguruan tinggi. 
Ribuan orang Papua telah selesaikan kuliah namun untuk mendapatkan pekerjaannya didalam sistem birokrasi sangat sulit dan orang Papua di singkirkan serta di pingirkan dari atas Tanah Leluhurnya sendiri, maka hari ini aksi dilakukan. 
Fungsi Kontrol Pemerintah sebagai wakil rakyat juga tidak betul satu karena pemerintah tutup mata & tutup telinggah. 
Padahal negara kolonialisme Indonesia memberikan  Pemekaran Provinsi & kabupaten hasil produk dari otonomi khusus karena tuntutan  rakyat Papua ingin Merdeka. Jikalau Pemerintah terus menciptakan kecemburuan sosial terhadap masyarakat, maka gempuran politik Pembebasan itu bisa terjadi di kemudian hari.  

Tujuan indonesia merebut Papua Barat untuk membangun dan Mensejahterakan rakyat Papua, bukan untuk merampas hak-hak serta menindas rakyat Papua atas nama Pembangunan  & Kesejahteraan Karena Indonesia berkewajiban di era otonomi khusus untuk membangun Papua. Tetapi faktanya negara kolonialisme Indonesia selalu saja merampas hak - hak orang Papua, Menindas, eksploitasi, pemenjaraan, pemerasan, penyiksaan, diskriminasi, dan marginalisasi. 

                            Wamena 5 juli 2023

#WAMENA_BUKAN_TANAH_KOSONG!
#PAPUA_BUKAN_TANAH_KOSONG!
#TANAH_AIR_MILIK_KITA!
#TUTUP_MATA_LAWAN_BALIK!