Buku yang Berjudul "Teologi Pembebasan"
______________________________________
Buku "Teologi Pembebasan" yang di tulis Oleh (Francis Wahono Nitiprawiro) ini pernah di terbitkan oleh penerbit Sinar Harapan Jakarta tahun 1987, tetapi pada tahun itu buku ini di larang beredar karena dianggap Buku ini menyebarkan ide atau gagasan Marxisme & Leninisme yang akan menganggu stabilitas negara.
Teologi Pembebasan adalah sebuah paham tentang peranan agama & Adat dalam ruang lingkup lingkungan sosial Politik di Fase Kapitalisme. Dengan kata lain Teologi Pembebasan suatu usaha kontekstualisasi ajaran-ajaran atau nilai keagamaan dan Tradisi Adat pada masalah konkret di Papua Barat. Teologi Pembebasan adalah upaya berteologi secara kontekstual.
Teologi Pembebasan yang diterjemahkan dari Bahasa Inggris (Liberation Theology) menjadi keharusan bagi kegiatan gereja-gereja dalam komitmen pada kehidupan sosial, Politik, dan Ekonomi. Teologi pembebasan lahir sebagai respons terhadap situasi ekonomi dan politik yang dinilai menyengsarakan rakyat.
Buku ini Bercerita juga tentang Kobobrokan situasi cengkraman Kolonialisme di fase Kapitalisme, mengirim sinyal kritik pedas kepada yang sedang berkuasa. Dan mengkritisi kebijakan negara & para teologi yang sedang bermain jiwa & hati.
Ketidakberdayaan mengembangkan pemikiran dan tindakan kebijakan yang mampu menyiasati "modernisasi" yang berupa globalosasi tersebut membuat mereka memilih jalan pertahanan eksistensi yang asal asalan.
Istilah "Pembangunan" di beri daya magis, sementara istilah "Pemberdayaan" Belum lazim di pakai. Penyalagunaan uang dan jabatan di beri nama "Pemborosan" sementara mempergunakan istilah "Korupsi" atau "KKN" (Korupru, Kolusi, dan Nepotisme) di tabukan. Bicara soal "Kemiskinan" adalah Dosa, namun bicara "kesetiakawanan sosial" menjadi semboyan kosong belaka.
Cara demikian tidak lain menunjukan kekalapan sosial, frustasi sosial ketradisi Adat atau Agama yang tidak jarang menghalalkan cara cara destruktif; cara - cara kekerasan yang justru mencoreng muka tradisi Adat atau Agama itu sendiri. Negara Kebalnya politisasi Adat dan Agama oleh para petualangan politik praktis dengan kepentingan ekonomi sesaat.
Eksistensi Tuhan terhadap umat manusia di bunuh oleh parasit parasit negarawan, dengan kepentingan politik praktis melangenkan kekejaman dan kekejian terhadap umat Tuhan.
Buku "Teologi Pembebasan" mempoklamasikan untuk semua orang beriman tanpa memandang Agama dan Tradisi_Adat; sebuah teologi universal yang mengampu masyarakat plural.
Teologi Pembebasan amat pekat dengan kesadaran akan pentingnya tradisi Adat dan historisitas budaya masyarakat hukum Adat & masyarakat marjinal.
"Pembebasan Anak Anak Bangsa"
Teologi Pembebasan juga menyiasati globalisasi dengan menawarkan paradigma dan cara bertindak yang membebaskan manusia, atau praksis dari segala macam kedosaan. Dalam tradisi pemikiran keagamaan, selain dosa pribadi, dosa sosial, dosa ekonomi, dosa politik, dosa hukum, dosa budaya, bahkan dosa dari segalah dosa; yakni dosa Asali.
Paradigma Pembebasan adalah penegasan dari paradigma penyelamatan. Intinya bahwa manusia di ciptakan dengan citra Allah yang kudus, artinya bebas dari segalah bentuk dosa, namun dengan kesombongan dan keserakahannya ia kehilangan kebebasanya, terkungkung dalam penjara dosa dan kegelapan. Semuanya kalau di telusuri jiwa dan rohnya untaian nilai nilai luhur pembentukan Pembebasan, sebuah alternatif terhadap paradigma globalisasi. Bahwa Pembebasan itu dimiliki hanya oleh "Anak Anak Bangsa tertindas" yang mampu mendoprak gerbang Pembebasan Bangsa dari cengkraman Kolonialisme Indonesia, Kapitalisme Amerika, dan sekutunya.
Teologi Pembebasan adalah sebuah paham tentang peranan agama & Adat dalam ruang lingkup lingkungan sosial Politik di Fase Kapitalisme. Dengan kata lain Teologi Pembebasan suatu usaha kontekstualisasi ajaran-ajaran atau nilai keagamaan dan Tradisi Adat pada masalah konkret di Papua Barat.
Teologi Pembebasan adalah upaya berteologi secara kontekstual dengan kondisi sosial, bukan Negara politisasi Adat dan Agama politik praktis dengan kepentingan ekonomi sesaat. Situasi objektif di Papua agama & Adat di pelacurkan dengan kepentingan Hukum Akumulasi modal bagi konglomerat.
Penulis Oleh:
Aktivis GempaR Papua
( Varra Iyaba )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar