Organisasi Politik Pembebasan Nasional mesti membedakan problem yang di ciptakan oleh negara kolonialisme indonesia. Mengapa penting dibedakan? Sifat kolonialisme menciptakan banyak problem agar gerakan politik maupun sektoral terjebak di dalam problem atau isu-isu insentif yang kolonialisme ciptakan, agar kefokusan gerakan dalam politik pembebasan nasional terbagi-bagi dan tidak konsisten pada agenda organisasi politik.
Wacana atau isu kolonialisme ciptakan itu sebenarnya hegemonik yang di ciptakan dengan unsur sengaja agar gerakan politik pembebasan nasional tidak fokus pada program kerja organisasi politik sendiri. Dan Negara menciptakan banyak isu atau wacana supaya gerakan politik pembebasan nasional bangsa agar terjebak didalam hegemoninya sendiri. Dan itu suatu keberhasilan penjajah supaya menghancurkan eksistensi Gerakan Revolusioner yang ingin berusaha memutuskan mata rantai kolonialisme itu sendiri.
Hal ini penting Gerakan Revolusioner mengambil kesadaran, dan metode perlawanan pun harus di rubah dengan menciptakan politik alternatif oleh Gerakan pembebasan Nasional.
Ciptakan Politik alternatif itu suatu keharusan yang harus di ciptakan oleh organisasi Revolusioner yang ada di papua.
Jika Organisasi politik selalu merespon wacana atau isu-isu negara kolonial indonesia ciptakan, maka harapan pembebasan nasional tidak akan pernah terwujud. Karena itu hegemonik kolonialisme ciptakan dengan tujuan menghancurkan eksistensi perlawanan organisasi politik yang ada di papua.
Saya sangat berharap agar organisasi politik pembebasan nasional fokus pada resolusi organisasi perjuangan pembebasan nasional agar tidak terjebak dalam hegemonik jakarta ciptakan. Layak Responsif wacana atau isu-isu jakarta itu mahasiswa sebagai Agent of Change atau agen perubahan sosial, itu tugas dan tanggung jawab sebagai independensi mahasiswa. Jika Gerakan politik kembali ke tridarma dari pada mahasiswa, otomatis itu suatu keberhasilan atau kesuksesan kolonialisme.
Organisasi Revolusioner tidak harus cengeng dan lemah lembut dengan segala bentuk tawaran-tawaran kolonialisme yang cenderung melanggengkan atas kepentingannya penjajah sendiri. Organisasi Revolusioner menciptakan politik alternatif yang masif, ekstrem agar manuver politik pembebasan nasional itu terjadi.
Gerakan perjuangan pembebasan nasional bisa terjadi ketika Gerakan Revolusioner menciptakan politik alternatif sendiri. Jika organisasi Revolusioner masih dalam lingkaran mahasiswa merespon isu-isu jakarta, jangan pernah berharap kalau Revolusi akan terwujud dengan perjuangan kita sebatas merespon situasi itu.
Gerakan Revolusioner menciptakan resolusi secara kolektif, kolusi, dan militansi organ pada perlawanan yang agresif terhadap penjejah yang hari ini masih eksis menjajah Rakyat papua. Gerakan perjuangan pembebasan nasional tidak harus, menunggu momentum politik, dan tidak harus responsif pada situasi tetapi kefokusan gerakan politik pada resolusi politik di ciptakan agar mewujudkan pembebasan nasional terjadi.
Gerakan Revolusioner harus punya pembacaan lebih pada hegemonik kolonialisme indonesia, karena Politik jakarta itu selalu dinamis dalam sekejap. Gerakan politik ada dengan tujuan pembebasan Nasional Bangsa Papua Barat, bukan untuk sterilkan kebijakan negara yang salah untuk memperbaikki. Jika Gerakan mengkritisi kebijakan sistem yang salah, itu secara otomatis gerakan politik memberi bahan evaluasi bagi kolonialisme untuk memperbaiki secara maksimal.
Maka dengan itu harapannya saya, Gerakan politik pembebasan nasional fokus pada isu penentuan nasib bangsa papua barat.
Oleh; Varra Iyaba
Hollandia 21 Maret 2022
0 komentar:
Posting Komentar