Jumat, 29 April 2022

"MENTAL BUDAK DALAM BIROKRASI"______________________________


Pendidikan Indonesia mengajarkan logika formal tentang mentalitas birokrasi atas kepentingan politik investasi imperialisme global. Pendidikan formal Indonesia penuh dengan gempuran yang masif, pasif dan bermental instan.

Tenaga produktif kaum tertindas menjadi instrument mempertahankan keutuhan penjajah di atas Tanah Leluhur kaum tertindas, Dan tenaga produktif menjadi budak setia dalam sistem birokrasi NKRI harga mati. Logika formal dalam pendidikan kolonialisme ibarat parang baru tanpa di asah dengan batu gosok dengan baik.

Sebagai kaum tertindas tidak harus mempelajari ilmu pengetahuan di dalam pendidikan formal tentang kepemimpinan birokrasi berwatak oportunis.
Melihat dengan Pendidikan kolonialisme Indonesia pelacur politik Pembebasan Nasional Bangsa West Papua berkeinginan Merdeka. Karena tenaga produktif kaum tertindas di eksploitasi ke dalam sistem dengan cenderung kepentingan politik birokrasi untuk menjaga eksistensi dan stabilitas negara di atas Tanah Air West Papua.

Pendidikan kolonialisme adalah logika formal berwatak oportunis, mentalitas instan dalam sistem birokrasi. GUBERNUR, BUPATI, DPR, PNS, & CPNS terminal pelacur politik dengan kepentingan hukum akumulasi modal / kapital kecil. 

Pendidikan formal di Indonesia alat penindas dengan logika akumulasi modal para birokrat, sepertinya Lukas Enembe dan jajarannya. Elit birokrasi papua adalah instrumen kapitalisme  untuk melanggengkan kepentingan ladang investasi di atas Tanah West Papua.

Elit politik birokrasi mentalitas instan karena faktor pendidikan formal kolonialisme Indonesia, maka kemakmuran & ketidak adilan Rakyat Papua tidak tercipta dengan baik. Akal sehat Elit Birokrasi Papua di musnakan dengan  kepentingan akumulasi modal, maka mempelacurkan Gerakan perjuangan pembebasan Bangsa yang memperjuangkan atas dasar penindasan, penghisapan, diskriminasi rasial. 

Pendidikan formal Kolonialisme Indonesia bukan alat pembebasan manusia dan Bangsa West Papua tetapi pendidikan formal alat penindasan, penghisapan, dan diskriminasi rasial sesama manusia papua. 
Contohnya; Ada pendidikan formal membuka lapangan kerja birokrasi dengan pemekaran tingkat provinsi sampai desa pada akhirnya terjadi perpecahan masyarakat adat. Dan sering kali terjadi perang antara kabupaten, distrik, maupun desa atas kepentingan sekelitir orang merebut jabatan dan kekuasaan baru.   

Maka dengan penuh gempuran dalam sistem pendidikan kolonialisme indonesia, penting dan harus menyiapkan Pendidikan non-formal atau alternatif pendidikan dilakukan agar kesadaran tentang realita penindasan itu melihat dengan jeli. 
Dan pada khususnya pendidikan alternatif itu harus disiapkan oleh gerakan Pembebas Nasional sesuai real penindasan di papua barat. Pendidikan alternatif  itu alat pembebasan bangsa dan manusia, karena pendidikan non-formal itu alat progresif kemerdekaan. 

#SIAPAKAN_ALTERNATIF_PENDIDIKAN
#LAWAN_PENDIDIKAN_YANG_MENINDAS
#LAWAN_KOLONIALISME
#INDONESIA_PENJAJAH
#PAPUA_BUKAN_TANAH_KOSONG

0 komentar:

Posting Komentar