SOLIDARITAS TANPA BATAS PAPUA (STBP)
Membuka ruang diskusi dalam rangka membahas Kilas balik Sejarah PT. FREE PORT INDONESIA 7 April 1969 terhadap mahasiswa Papua.
"Indonesia menjadi negara anjing Penjaga Amerika Amerika serikat di West Papua"
Rakyat pemilik hak ulayat menjadi penonton setia, dan menyingkirkan dari atas Tanah Airnya oleh negara Indonesia sebagai anjing penjaga Amerika Serikat di Papua.
Rakyat Papua perlu mengetahui bahwa, Awal mula Hukum akumulasi modal menghancurkan Tanah Air Kita di West Papua, pada 7 April 1967 sebelum PEPERA dilaksanakan pada tahun 1969.
Watak sesungguhnya Amerika serikat mencari nilai lebih, akhirnya wilayah jajahan indonesia menjadi sasaran Eksploitasi sumber daya Alam termasuk Papua.
Dalam album Sejarah perjuangan rakyat Papua, pada tahun 1623, Jan Carstensz berlayar di sepanjang pesisir tenggara kepulauan Papua. Jan Carstensz menjadi orang pertama yang melihat puncak gunung tertinggi yang di tutupi salju. Puncak Carstensz, kini dikenal orang Papua dalam bahasa Amunkal (MEMANKAWI).
Tidak lama kemudian Pada tahun 1936 TIM EKSPEDISI COLIJN (Anto Hendrik & Jean Jacques Dozy) melakukan perjalanan ke pengunungan Carstensz.
Pada april 1960 Forbes Wilson datang ke timika melakukan ekspedisi ke Grasberg. Ia ditemani tokoh suku Amungme, Moses Kalangin, yang di kenal sebagai perintis gereja di timika. Tercatat bahwa Forbes Wilson, yang menemkan kandungan emas di nemangkawi (Carstensz).
Masuknya PT. Freeport Indonesia ke Papua di dukung dengan lahirnya undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang di sahkan pada 10 januari 1967.
Negara Kapital memandang Soekarno yang anti Kapitalis dan Kolonialisme itu sebagai batu sandungan besar untuk mengeruk kekayaan alam di West Papua. Maka Soekarno di Kudeta Rezim sebagai presiden Indonesia, lalu Soeharto watak kapital ambil alih kekuasaan. Sesudah Soekarno di kudeta oleh Soeharto, pada 12 maret 1967 satu bulan kemudian UU Penanaman Modal Asing (PMA) disahkan, dan kemudian pada 7 april 1967 Freeport dan Pemerintah Indonesia mendatangani Kontrak Karya pertama PT. Feeport Indonesia milik amerika serikat mulai operasi pada tahun 1971. Kontrak Kerja kedua di tandatangani pada tanggal 30 Desember 1991 tanpa ada keterlibatan pemilik gunung Memankawi suku Amungme dan Kamoro.
Sistem Kapitalisme dan Kolonialisme tidak ada masa depan bagi orang Papua.
Masa depan rakyat Papua terancam punah oleh sistem Kapitalisme dengan hawa nafsu yang tinggi demi membuka ladang eksploitasi sumber daya alam.
Masa depan rakyat Papua sudah di ambang pemusnahan oleh rantai raksasa Kolonialisme indonesia secara tersistematis, terstruktur, dan masif. Sistem tanpa masa depan adalah mata rantai penindasan Kolonialisme yang melingkari tubuh orang Papua tanpa orang Papua sadari yaitu, sistem Birokrasi.
Kolonialisme indonesia menjadikan orang Papua sebagai budak sistem birokrasi dan menjadikan simbol penindasan di atas tanah sendiri, agar mereka sendiri menjadi pilar-pilar mempertahankan kekuasaan Penjajah. Sistem Birokrasi Kolonialisme indonesia mengatur regulasi tentang Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK), agar Gurita Kapitalisme masuk menjamur di Tanah Papua tanpa ada rakyat pemilik hak ulayat menghambat aktivitas mencari nilai lebih.
Contonya, Lukas Enembe salah satu budak sistem kolonialisme indonesia mengirim surat rekomendasi Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) kepada direktur utama PT. Mining Industry Indonesia ( MIN ID), pada tangal 24 juli 2020.
Penerbitan Surat Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusuh (WIUPK_Blok. B ) anak kandung PT. FREE PORT Indonesia dengan luas 2.40.000 hektar terletak di Kabupaten Intan Jaya oleh Lukas Enembe boneka jakarta yang ada di Papua.
Orang Papua sendiri menjadi pilar-pilar penindasan di Papua dan menjaga eksistensi jakarta di West Papua mengatas namakan Pembangunan serta kesejahteraan masyarakat Papua.
Jika Rakyat Papua ingin Sejahtera, makmur, dan ingin mendapatkan keadilan seutuhnya, hanya satu solusi yaitu Merdeka sendiri bebas dari cengkraman Kolonialisme indonesia.
Tabi 04 April 2023
#TUTUP_FREEPORT_INDONESIA
#PAPUA_BUKAN_TANAH_KOSONG
#TANAH_AIR_MILIK_KITA
#TUTUP_MATA_LAWAN_BALIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar