Jumat, 09 Agustus 2024

Dalam Rangkah HUT Masyarakat Adat sedunia pada 9 Agustus 2024. Kami Gerakan Mahasiswa Papua (GERMAPA) mengeluarkan Surat Kutukan terhadap Wakil Mentri Dalam Negeri Jhon Wempi Wetipo & Ismael Asso selaku Anggota MRPP.


Boneka merampas Tanah Adat Hubula itu di dorong oleh kepentingan jabatan & kekuasaan. Boneka jakarta dengan segala macam cara mengunakan untuk mendapatkan Tanah 108 hektar, tetapi faktanya masyarakat Adat sebagai ahli waris menolak karena kekawatiran masyarakat Adat kehilangan hak atas Tanah, Hutan, sumber pengetahuan Adat, dan sumber obat - obatan tradisional. 

Anggota MRP Papua Pegunungan Ismail Asso & Wempi Wetipo selaku Wakil Mentri Dalam Negeri  adalah aktor konflik agraria yang mendorong untuk penempatan kantor Gubernur tanpa melakukan analisis tentang masa depan masyarakat Adat. Anggota MRP Ismael Asso & Wakil Mentri Dalam Negeri Wempi Wetipo adalah aktor konflik & aktor yang menciptakan Kejahatan kemanusiaan  terhadap masyarakat Wouma, Welesi, dan pada umumnya masyarakat Adat Hubula di wamena. 

Ismael & Wempi juga bisa kita kategorikan sebagai kapital birokrat yang ada didalam sistem kolonialisme Indonesia untuk melanggengkan perampasan Tanah, penindasan, penghisapan, diskrimimasi dan marginalisasi terhadap masyarakat Adat. 

Dan Hak hidup masyarakat Suku Hubula walayah konfederasi Adat Wouma & Welesi terancam punah karena Tanah yang selalu memberi kehidupan terhadap masyarakat di rampok atas nama pembangunan. 

Masyarakat Adat Hubula terancam punah dari mereka Tanah Adatnya sendiri karena praktik kapital Birokrat tidak menghargai harkat & martabat masyarakat Hubula sedikit-pun, memang praktik seperti ini kejahatan luar biasa yang diciptakan oleh Pemerintah Kolonial Indonesia terhadap masyarakat Adat. 

Orang Hubula menjuluki Tanah sebagai ( Ninagosa ) artinya mama kehidupan, dan kalau melihat Tanah 108 hektar yang di rampas oleh Kapitalisme Birokrat tempat dimana masyarakat Wouma & Welesi bertani. Kapitalisme birokrat mengancam eksistensi kehidupan masyarakat Adat Wouma & Welesi dengan adanya tindakan perampokan Tanah Adat atas kepentingan Pembangunan Kantor Gubernur. Kapitalisme Birokat juga benar - benar menghancurkan relasi sosial mulai dari Struktur masyarakat Adat, klen Suku, Sub Marga dan lebih spesifik lagi dalam keluarga kecil. 

Kapitalisme Brokrat / Intelektual Pelacur seperti Wamendagri  Jhon Wempi Wetipo  dan Anggota MRPP Ismael Asso, mengancam nyawa Masyarakat Wouma dan Welesi demi kepentingan akumulasi modal tanpa menghormati serta menghargai ahli waris Tanah yang sedang mempertahankan Tanah Adat. 

Antek – antek Jakarta yang ada di Papua memang benar tidak ada niat baik bagi masyarakt Hubula lebih khususnya klan Suku Wouma, Welesi, dan klen suku kerabat yang ada di Hubulama karena dari tindakan agresif menentukan sifat keasliannya bahwa  benar - benar biadab. Tanah  masyarakat Adat Hubula di rampas paksa108 hektar, itu tanpa ada musyawarah dan mufakat bersama  dengan ahli waris Tanah dari  klan Suku  Wouma & Uelesi, hal itu menyebabkan masyarakat melakukan penolakan penempatan Kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan.

#Boneka_Jakarta_Rakus
#Boneka_Perampok
#Masyarakat_Adat_terancam
#Tutup_Mata_Lawan_Balik
#PAPUA_BUKAN_TANAH_KOSONG

0 komentar:

Posting Komentar